22 Siswa SDN 032 Tembilahan Diduga Keracunan Usai Santap Makan Siang Gratis
IDNBC.COM - Kepanikan melanda warga Tembilahan pada Jumat (22/8/2025) malam, setelah ruang IGD RSUD Puri Husada dipenuhi siswa SD Negeri 032 Tembilahan yang mengalami muntah, pusing, dan sakit perut. Total sebanyak 22 murid tercatat mendapat perawatan medis diduga akibat menyantap makan siang gratis di sekolah.
Kasus ini langsung menjadi sorotan publik, sebab makanan yang disantap merupakan bagian dari Program Makan Siang Gratis Nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Para siswa mendapat perawatan di beberapa fasilitas kesehatan. Data sementara, 16 orang ditangani di RSUD Puri Husada Tembilahan, 4 orang dirawat di RS 3M, dan 2 siswa ditangani di Puskesmas Gajah Mada.
Beberapa orang tua mengaku anak-anak mereka sempat mengeluh soal rasa dan aroma makanan sebelum jatuh sakit.
“Katanya mienya bau. Itu yang diceritakan anak saya sebelum akhirnya muntah,” ungkap seorang wali murid dalam pesan singkat.
Dari informasi yang dihimpun, menu makan siang gratis yang dibagikan kepada siswa hari itu berisi mie, lauk, timun, dan pisang.
Gejala Seragam, Ada yang Dirawat Intensif
Kepala RSUD Puri Husada Tembilahan, dr. Rahmat, membenarkan adanya peristiwa tersebut.
“Gejala yang dominan adalah muntah. Hingga saat ini ada 2 pasien yang dirawat intensif, sementara lainnya masih dalam observasi sesuai kondisi masing-masing,” ujar dr. Rahmat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir memastikan kondisi seluruh siswa dalam penanganan yang baik.
“Kalau dilihat dari gejalanya InsyaAllah bisa ditangani. Kami sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menelusuri penyebabnya,” jelasnya.
Program Makan Siang Gratis Jadi Sorotan
Program Makan Siang Gratis yang baru dijalankan pemerintah pusat ini bertujuan meningkatkan gizi anak-anak sekolah dasar. Namun, insiden di Tembilahan membuat publik menyoroti pengawasan kualitas makanan yang didistribusikan ke sekolah.
Hingga kini, tim kesehatan masih melakukan investigasi terhadap sumber makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal. Guru dan kepala sekolah telah mendampingi siswa di rumah sakit, sementara orang tua murid berharap kasus ini diusut tuntas agar tidak terulang.