RI Nilai AUKUS Tingkatkan Risiko Perang Terbuka di Pasifik

Redaksi


IDNBC.COM  -
Indonesia menilai kemitraan pertahanan baru antara Amerika Serikat, Inggris, dan Australia (AUKUS) dapat meningkatkan risiko konflik langsung di Indo-Pasifik.


Kerja sama itu memungkinkan Australia memiliki kapal selam bertenaga nuklir hingga sistem rudal tomahawk.

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani, hal itu memicu rasa cemas dari negara-negara sekitar yang akhirnya dapat meningkatkan risiko perlombaan senjata di kawasan.

"Kehadiran AUKUS menimbulkan kekhawatiran kita bahwa konflik langsung semakin mungkin terjadi," kats Kadir dalam diskusi webinar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) berjudul AUKUS: Responses from Southeast Asia, Jumat (1/10).

Selain itu, Kadir khawatir AUKUS dapat mengabaikan komitmen negara-negara terkait perjanjian non-ploriferasi nukir (NPT). Menurutnya, kemitraan AUKUS masih memiliki banyak celah yang dapat berisiko mengarah pada pengabaian komitmen NPT.

"Fakta bahwa NPT tidak terlalu membahas masalah penggunaan bahan nuklir untuk keperluan militer, selain senjata. Saya akan mengatakan ini adalah semacam lingkaran celah. Saya pikir ini adalah sesuatu yang harus dilihat oleh komunitas internasional. Saya tahu ini bukan hal yang mudah," kata Kadir.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi juga telah mewanti-wanti bahwa AUKUS dapat meningkatkan tensi di kawasan Indo-Pasifik bahkan perlombaan senjata hingga perang dingin.

Dalam diskusi yang sama, Wakil Presiden Akademi Diplomat Vietnam, Nguyen Hung Son, menyampaikan seharusnya AS, Inggris, dan Australia turut mendiskusikan kemitraan AUKUS dengan ASEAN. Sebab, kesepakatan ketiga negara besar itu berhubungan dengan wilayah Asia Tenggara.

"Pertama-tama saya pikir dampak langsungnya adalah kesan bahwa AS dan bahkan Inggris memiliki komitmen jangka panjang di kawasan ini (Indo-Pasifik). Mereka memperkuat sekutu mereka dan terlepas dari pembicaraan mereka tentang sentralitas ASEAN. Ada banyak penekanan pada sekutu dan mitra tradisional mereka," ujar Nguyen.

"ASEAN perlu bertanya pada dirinya sendiri mengapa hal (kesepakatan) itu terjadi di atas wilayah ASEAN. Dan tanpa sepengetahuan ASEAN," paparnya menambahkan.

Nguyen juga menilai AUKUS adalah alat bagi Amerika Serikat, Inggris, dan Australia untuk memperkuat pengaruh mereka Asia Tenggara di tengah ancaman agresivitas China.

Banyak analis menilai kemitraan AUKUS yang ditetapkan secara tiba-tiba ini dilakukan guna membendung manuver dan pengaruh China yang semakin besar di Indo-Pasifik.

Sumber https://www.cnnindonesia.com/internasional/20211001182228-106-702273/ri-nilai-aukus-tingkatkan-risiko-perang-terbuka-di-pasifik

Comments