Gagal Urus Ekonomi Saat Pandemi, PM Thailand Hadapi Mosi Tak Percaya

Redaksi


IDNBC.COM
- Perdana Menteri (PM) Thailand, Prayuth Chan-O-Cha, tengah menghadapi mosi tidak percaya yang diajukan oposisi terkait caranya mengurusi perekonomian yang terdampak pandemi virus Corona (COVID-19). Keputusan akhir terhadap pemerintahan Prayuth akan diputuskan parlemen pada akhir pekan mendatang.


Seperti dilansir AFP, Rabu (17/2/2021), mosi tidak percaya untuk Prayuth diajukan di tengah seruan baru untuk unjuk rasa menuntut pengunduran diri sang PM dan reformasi Kerajaan Thailand.

Para anggota parlemen Thailand dari kelompok oposisi melontarkan kritikan tajam untuk pemerintahan Prayuth dalam hari pertama perdebatan mosi tidak percaya pada Selasa (16/2) waktu setempat. Salah satu pemimpin oposisi menuduh pemerintahan Prayuth telah menghancurkan masa depan Thailand.

"Pemerintahannya hanya bisa menjadi pemerintahan parasit yang menghancurkan masa depan negara dan impian rakyat," tuduh Sompong Amornvivat yang merupakan pemimpin partai oposisi, Pheu Thai, di hadapan parlemen Thailand dalam debat yang disiarkan televisi lokal secara nasional.

Perdebatan mosi tidak percaya ini digelar setelah pemerintah mengumumkan bahwa perekonomian Thailand mengalami kinerja terburuk setahun penuh -- juga tercatat sebagai yang terburuk dalam dua dekade terakhir -- dengan mencatat penyusutan sebesar 6,1 persen sepanjang tahun 2020.

Thailand sebagian besar terhindari dari situasi terburuk pandemi Corona, namun lockdown yang diterapkan di negara itu berdampak besar pada perekonomian yang sangat bergantung pada ekspor dan pariwisata. Negara itu telah berjuang sebelum pandemi, dengan biaya hidup dan utang rumah tangga melonjak yang semakin memperbesar kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin di Thailand.

"Anda beruntung karena COVID bisa menjadi alasan Anda, dan setiap negara menghadapi situasi yang sama," cetus anggota parlemen oposisi lainnya, Suthin Klangsaeng, dari Partai Pheu Thai.

Para anggota parlemen Thailand dijadwalkan akan melakukan voting untuk mosi tidak percaya bagi Prayuth itu pada Sabtu (20/2) mendatang. Dia diprediksi akan selamat dari mosi tidak percaya itu, namun perdebatan di parlemen bisa memicu pergulatan internal di dalam partai yang menaunginya.

Prayuth yang menjabat Panglima Militer Thailand tahun 2010-2014, diketahui berkuasa setelah melancarkan kudeta terhadap pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra tahun 2014 lalu. Dia ditunjuk menjadi Perdana Menteri Thailand oleh badan legislatif nasional yang didominasi militer pada Agustus 2014.

Dalam pemilu tahun 2019 yang oleh rivalnya disebut sarat kejanggalan dan cacat, Prayuth kembali terpilih menjadi PM Thailand.

Demonstran pro-demokrasi Thailand kembali turun ke jalanan dalam beberapa pekan terakhir, untuk terus menuntut pengunduran diri Prayuth dan reformasi Kerajaan Thailand. Gerakan protes yang dipimpin kaum muda semakin mencuat sepekan ini, menyusul penahanan empat pimpinan demonstran atas tuduhan pencemaran nama baik kerajaan atau lese majeste -- undang-undang yang sejak lama dituntut oleh demonstran untuk dihapuskan.

Sumber https://news.detik.com/internasional/d-5377141/gagal-urus-ekonomi-saat-pandemi-pm-thailand-hadapi-mosi-tak-percaya

Comments