Wall Street Dibuka Menguat, Dow Berayun Tinggalkan Zona Merah

Redaksi


IDNBC.COM  -
Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan perdagangan Rabu (7/7/2021), setelah indeks S&P 500 berakhir di zona hijau dalam 7 hari beruntun-terpanjang sejak Agustus tahun lalu.


Indeks Dow Jones Industrial Average turun 6,3 poin (-0,02%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 15 menit berbalik naik 62,75 poin (+0,18%) ke 34.640,12. Nasdaq tumbuh 66,6 poin (+0,45%) ke 14.730,23 dan S&P 500 bertambah 11,1 poin (+0,26%) ke 4.354,67.

Mayoritas saham teknologi menguat dipimpin Amazon yang naik lebih dari 1% di pembukaan, diikuti saham Alphabet (induk usaha Google) dan Apple. Sebaliknya, saham siklikal yang diuntungkan oleh pembukaan ekonomi berbalik melemah di antaranya Caterpillar.

Saham sektor minyak dan gas juga menguat, di antaranya Occidental Petroleum dan APA Corp yang juga melompat lebih dari 1%, setelah harga kontrak berjangka minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 2%.

Sebaliknya, saham perbankan seperti Goldman Sachs dan JPMorgan Chase melanjutkan koreksi mereka setelah imbal hasil (yield) obligasi jangka panjang anjlok, menjadi 1,306%, sehingga menekan prospek profitabilitas industri keuangan.

Membalik banyak prediksi, imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun-yang menjadi acuan harga di pasar-anjlok 1,35% pada hari ini. Hanya yield obligasi jangka pendek, di antaranya tenor 1 dan 2 tahun, yang flat cenderung menguat.

Imbal hasil obligasi bergerak berlawanan dari harga, sehingga koreksi yield menandakan bahwa investor memborong surat berharga tersebut. Aksi beli itu telah terjadi pada Selasa, ditandai dengan anjloknya imbal hasil obligasi tenor 10 tahun sebesar 7,2 basis poin (bp) menjadi 1,36%.

Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks Dow Jones anjlok 208,98 poin (-0,6%) dan S&P 500 melemah 0,2%, setelah menyentuh rekor tertinggi baru. Sebaliknya, indeks Nasdaq menguat nyaris 0,2% dan mencetak rekor tertinggi baru.

Investor sedang mengkhawatirkan risiko berbaliknya arah bursa di tengah ketakpastian terkait pandemi, kekhawatiran lonjakan inflasi, dan pengurangan pembelian surat berharga oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) atau kebijakan tapering.

Mereka akan memantau arah kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang bakal terbaca dari rilis risalah rapat (Fed Minutes) bulan lalu. Bank sentral terkuat di dunia ini diprediksi masih akan mempertahankan kebijakan moneter longgar (dovish).

Di sisi lain, kebijakan pengurangan pembelian (tapering off) obligasi di pasar sekunder, dari posisi sekarang sebsar US$ 120 miliar per bulan, diprediksi bakal dimulai dalam waktu dekat dan diikuti kenaikan suku bunga acuan secepatnya pada 2022.

Pasar juga akan memantau rilis data pengajuan kredit perumahan rakyat (KPR) mingguan dan data tenaga kerja.

Sumber https://www.cnbcindonesia.com/market/20210707204312-17-259125/wall-street-dibuka-menguat-dow-berayun-tinggalkan-zona-merah

Comments