Pengakuan Tersangka Pembunuh Presiden Haiti: Niatnya Hanya Menangkap Dan Bukan Membunuh

Redaksi


IDNBC.COM
  - Sekelompok warga Kolombia dan warga Amerika Haiti yang dicurigai membunuh Presiden Haiti Jovenel Moise membuat pengakuan di depan para penyelidik. Mereka mengatakan bahwa mereka ada di sana untuk menangkap presiden, bukan membunuhnya.


Berita mengenai pengakuan para tersangka itu dimuat dalam laporan Miami Herald pada Minggu (11/7).

Mengutip orang-orang yang telah berbicara dengan beberapa dari 19 tersangka yang ditahan sejauh ini, Miami Herald melaporkan bahwa

para tersangka mengatakan misi mereka adalah menangkap Jovenel Moise dan membawanya ke istana presiden.

Sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan dua warga Amerika Haiti, James Solages dan Joseph Vincent, mengatakan kepada penyelidik bahwa mereka adalah penerjemah untuk unit komando Kolombia yang memiliki surat perintah penangkapan. Tetapi ketika mereka tiba, mereka menemukan dia (Moise) sudah mati.

Polisi Haiti sejauh ini belum berkomentar atas laporan tersebut.

Berita itu menyusul laporan bahwa beberapa orang Kolombia mengatakan mereka pergi bekerja sebagai personel keamanan di Haiti, termasuk untuk Moise sendiri.

Orang-orang Kolombia yang ditahan mengatakan bahwa mereka disewa untuk bekerja di Haiti oleh perusahaan CTU Security yang berbasis di Miami, yang dijalankan oleh emigran Venezuela Antonio Enmanuel Intriago Valera.

Profil media sosial yang tampaknya milik Intriago termasuk foto Facebook yang menunjukkan seorang pria dengan perlengkapan taktis mengacungkan senapan bertenaga tinggi. Foto-foto lain di Instagram menunjukkan amunisi, senjata, dan orang-orang yang terlibat dalam pelatihan taktis.

Setelah pembunuhan Moise, banyak beredar foto dan gambar sinar-X yang diposting di media sosial pada akhir pekan, yang dikatakan berasal dari otopsi Moise. Foto-foto itu menunjukkan tubuh sang presiden penuh dengan lubang peluru, tengkorak retak dan tulang patah lainnya, menggarisbawahi sifat brutal serangan itu.

Namun foto tersebut masih diragukan keasliannya.

Melalui media sosial, warga Haiti di beberapa bagian ibu kota Port-au-Prince merencanakan protes pekan ini terhadap perdana menteri sementara dan penjabat kepala negara Claude Joseph.

Hak Joseph untuk memimpin negara telah ditentang oleh politisi senior lainnya, mengancam akan memperburuk kekacauan yang melanda negara termiskin di Amerika.

Sementara itu, salah satu pemimpin geng terkemuka Haiti, Jimmy Cherizier, mantan perwira polisi yang dikenal sebagai Barbekyu, mengatakan pada hari Sabtu bahwa anak buahnya akan turun ke jalan untuk memprotes pembunuhan itu.

Cherizier, bos dari apa yang disebut federasi G9 dari sembilan geng, mengatakan polisi dan politisi oposisi telah bersekongkol dengan 'borjuasi busuk' untuk 'mengorbankan' Moise.

Moise ditembak mati pada Rabu (7/7) pagi di rumahnya di Port-au-Prince oleh sekelompok orang yang terdiri dari 26 orang Kolombia dan dua orang Amerika Haiti. Pembunuhan tersebut menjerumuskan negara Karibia yang bermasalah itu ke dalam kekacauan yang lebih dalam.

Pembunuhan dan ketidakpastian tentang siapa yang membuat plot itu adalah yang terbaru dalam serangkaian pukulan yang menghantam negara yang sedang berjuang itu, yang telah meminta bantuan internasional, termasuk AS.

Washington sejauh ini menolak permintaan pasukan Haiti, meskipun seorang pejabat senior AS mengatakan pada hari Minggu bahwa Washington mengirim tim teknis untuk menilai situasi.

Sumber https://rmol.id/amp/2021/07/12/496038/pengakuan-tersangka-pembunuh-presiden-haiti-niatnya-hanya-menangkap-dan-bukan-membunuh

Comments