Sri Mulyani: Selama Covid-19 Banyak Modal Asing Keluar dari Emerging Market

Redaksi


IDNBC.COM -
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan selama Covid-19, aliran modal asing keluar (capital outflow) dari negara berkembang (emerging country) berlangsung lebih lama dibandingkan periode krisis keuangan global di 2008 lalu.


"Periode global financial crisis (krisis keuangan) aliran modal asing kembali ke negara emerging pada bulan keenam. Sementara pada Covid-19 ini capital outflow belum kembali meskipun sudah memasuki bulan ke-15," ujarnya dalam rapat bersama Komisi XI DPR, Senin (14/6/2021).

Ia menjelaskan bahwa capital outflow disebabkan oleh dampak pandemi yang sifatnya berkelanjutan. Namu, ia memastikan aliran modal asing di Indonesia masih relatif stabil dan terjaga, didukung prospek kinerja ekonomi yang terus menunjukkan tren perbaikan. Selain itu, tingkat imbal hasil surat berharga negara (SBN) masih menarik bagi investor. "Kalau kita lihat di Indonesia masih relatif dalam kondisi terjaga," ucapnya.

Adapun sejak periode Januari 2020 atau masa awal kemunculan Covid-19, investor asing di pasar modal membukukan jual bersih (net sell) Rp 125,6 triliun, hingga 10 Juni 2021. Angka ini lebih tinggi dibandingkan outflow di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Catatan Bank Indonesia (BI), investor asing mencatat beli bersih (net buy) sebesar Rp 14,65 triliun dari awal tahun hingga 10 Juni 2021.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan bahwa, beberapa risiko yang masih terus dicermati yakni kondisi ekonomi global seperti Amerika Serikat (AS) yang diproyeksi akan pulih lebih cepat. Hal ini sejalan dengan suksesknya vaksinasi sehingga mengerek ke inflasi. Adapun stimulus fiskal AS yang besar menyebabkan kenaikan US Treasury meningkat signifikan hingga 1,6% dari sebelumnya 1,2% -1,3%. "Ini berdampak pada stabilitas eksternal kita yakni terjadi capital outflow,” tuturnya.

Perry menjelaskan bahwa BI bersama Menteri Keuangan terus berkoordinasi merumuskan langkah stabilitas tidak hanya berkaitan dengan nilai tukar, tetapi stabilisasi SBN. “Tidak dipungkiri ini berdampak pada depresiasi rupiah juga kenaikan obligasi SBN kita tapi lebih manageable. Ke depan yang harus dipantau barangkali beberapa isu global,” tuturnya.

Selain itu, Perry juga masih terus mengamati kenaikan kasus Covid-19 yang dapat mengganggu mobilitas dan kinerja korporasi. “Sehingga rambatan ke stabilitas sistem keuangan perlu kita antisipasi," tuturnya.

Sumber https://www.beritasatu.com/ekonomi/786959/sri-mulyani-selama-covid19-banyak-modal-asing-keluar-dari-emerging-market

Comments