Sindiran PD 'Sisa Feodalisme' Saat Marzuki Alie Lempar Serangan

Redaksi


IDNBC.COM
- Marzuki Alie melempar sederet kritik tajam ke Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Serangan mantan Sekjen Partai Demokrat itu dijawab sindiran oleh partai berlambang mercy.


Dalam program Blak-blakan detikcom, Marzuki Alie mengungkap keluhan sejumlah kader di daerah yang mengaku dimintai sejumlah dana untuk bisa ikut Pilkada. Selain itu, dia juga mengkritik pola rekrutmen para calon kepala daerah yang hanya mengandalkan hasil survei dan rekomendasi elit tertentu. Akibatnya kader kecewa dan marah karena mereka tak ikut diperhitungkan.

"Di zaman saya ada mekanisme penyaringan untuk para calon kepala daerah, selain survei. Tidak ujug-ujug direkomendasikan seseorang di pusat, sehingga kader asli kemudian kecewa dan marah," papar Marzuki Alie.

Dia juga menyoroti pelatihan kader di Demokrat dan membandingkan dengan masanya aktif di kepengurusan. Marzuki juga mengungkit kapasitas AHY dalam memimpin PD. Seharusnya, kata Marzuki Alie, pemimpin partai dipilih karena wawasan, pengalaman, dan kearifannya. Bukan semata karena popularitasnya di survei.

"Kan aneh kok ada kader yang bilang karena AHY surveinya paling tinggi maka dipercayakan jadi ketua umum. Lo, ini mau ngurus partai atau jadi capres?" sindirnya.

Marzuki Alie menyentil pola komunikasi AHY. Dia menyebut AHY sebagai orang muda yang baru memimpin PD dia tak pernah berkomunikasi dengan para pendahulu dan senior-senior lain. Padahal menyapa para senior itu adalah salah satu indikasi sikap kenegarawanan.

Pada bagian lain, Ketua DPR RI periode 2009-20014, ini juga mengkritik perjalanan PD yang seolah menjadi partai keluarga atau dinasti. Padahal di awal pendiriannya, PD diharapkan menjadi partai moderen yang dimiliki publik. Menjadi partai yang tidak berdasarkan kemauan seseorang tapi sistem.

"Waktu KLB di Bali, SBY pernah pidato akan memimpin Demokrat untuk sementara. Jangan SBY lagi, jangan keluarga SBY lagi," ungkap Marzuki Alie.

Partai Demokrat lalu menjawab rentetan serangan Marzuki Alie itu sambil menyentil 'feodalisme'. Selengkapnya di halaman berikutnya.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapillu) PD Andi Arief menyebut Marzuki Ali bagian dari senior Demokrat yang kurang legowo. Menurutnya, Marzuki Ali hanya ingin disapa.

"Hampir semua kritik intinya berharap disapa AHY. Para senior ini masih kurang legowo dipimpin anak muda. Tapi itu wajar, namanya sisa-sisa feodalisme," kata Andi Arief kepada wartawan, Jumat (5/2/2021).

Marzuki melontarkan kritik mulai dari adanya biaya politik calon kepala daerah dari Partai Demokrat hingga kurangnya komunikasi Agus Harimurti Yudhoyono terhadap senior Partai Demokrat. Namun, Andi Arief membantah hal itu.

"Over all ini kritik yang baik. Sudah lama dijadwalkan bertemu sebelumnya, tapi karena pandemi maka ada keterbatasan," ujar Andi.

Pilkada yang baru saja berlalu, Andi Arief menyebut apa yang diraih Partai Demokrat mencatatkan sejarah. Kemenangan Partai Demokrat, hampir separuh dari keseluruhan pilkada.

"Soal Pilkada 2020, kemenangan 49%. Kader menang sekitar 64 orang. Capaian terbaik sejak Partai Demokrat ada. Karena diurus dengan baik," ucapnya.

Andi Arief membantah Marzuki Alie jika disebut-sebut ada hambatan dalam pencalonan kepala daerah. Andi Arief menduga Marzuki Alie kurang asupan informasi yang tepat.

Sindiran Andi Arief itu lalu dijawab lagi oleh Marzuki Alie. Penuturannya ada di halaman berikutnya.

Marzuki Alie membantah dia berharap disapa AHY. Dia meminta AHY menunjukkan sikap kesantunan yang diajarkan oleh Ketua Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Marzuki Alie sebelumnya melontarkan kritik mulai adanya biaya politik calon kepala daerah dari Partai Demokrat hingga kurangnya komunikasi Agus Harimurti Yudhoyono terhadap senior Partai Demokrat.

"Saya, dia itu anak muda. Anak muda itu biar santun. Pak SBY itu ajarkan kesantunan loh. Ajarkan kesantunan, kecerdasan. Itu ajaran Pak SBY, tunjukkanlah. Dia itu adalah darahnya SBY, ideologisnya SBY, tunjukkan. Jangan menunjukkan arogansi," ujar Marzuki Alie saat dihubungi wartawan, Jumat (5/2/2021).

Marzuki Alie mengaku tidak pernah ingin disapa oleh AHY. Namun Marzuki Ali meminta AHY mengklarifikasi langsung mengenai isu kudeta PD yang diduga melibatkan dirinya.

"Misalnya ada kasus ini, saya bukan minta disapa, diklarifikasi. Saya bisa ditelepon kok. (AHY) sebagai Ketua Umum bisa telepon saya. Saya ini kan senior dia. Bukan minta disapa apa nggak. Saya nggak ada urusan. Dia teleponlah, 'Pak Marzuki ini ada informasi begini, ini gimana kira-kira'," ucapnya.

Ketua DPR RI periode 2009-2014 itu juga menepis kritik yang menyebut politikus senior PD kurang legowo karena saat ini partai dipimpin anak muda. Marzuki Alie kemudian menjelaskan alasannya mengkritik AHY karena merasa dirinya telah difitnah terkait isu kudeta PD.

"Saya ini sudah jabatan tertinggi di politik kok, Ketua DPR, mau apa lagi saya. Memang sudah saatnya orang muda mimpin. Tetapi jangan memfitnah. Memfitnah itu nggak baik. Misalnya dia sebut, 'Ini ada usaha apa, ya, menggulingkanlah kepemimpinan AHY, pihak luar bla-bla-bla.... Ini difasilitasi oleh orang dalam. Orang dalam ini masih kita selidiki. Kita akan pastikan siapa nanti, kita akan tindak dengan tegas'. Begitu kalimatnya. Jangan menuduh. Orang nggak ngerti apa-apa," tegasnya.

Sumber https://news.detik.com/berita/d-5363520/sindiran-pd-sisa-feodalisme-saat-marzuki-alie-lempar-serangan

Comments