Pertamina akan IPO Unit Usaha dan Investasi Rp149,8 T di 2021

Redaksi


IDNBC.COM
- PT Pertamina (Persero) menyiapkan sejumlah aksi korporasi untuk tahun ini, mulai dari melepas anak usaha ke bursa saham (Initial Public Offering/IPO) hingga menyiapkan dana investasi mencapai US$10,7 miliar atau setara Rp149,8 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS).


Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan IPO akan dilakukan terhadap salah satu unit usaha di bawah perusahaan. Sayangnya, ia belum ingin membagi rinciannya lebih dalam.

"Di kuartal III atau kuartal IV (2021), kami akan IPO salah satu unit bisnis kami, sehingga bisa meningkatkan transparansi unit usaha Pertamina ke depan," ujar Nicke di acara CNBC Energy Outlook 2021, Kamis (4/2).

Nicke hanya mengatakan pelepasan unit usaha ini pada akhirnya akan mendorong pengelolaan bisnis yang lebih efisien dan transparan di tubuh perusahaan minyak raksasa itu.

Tak ketinggalan, rencana ini diharapkan bisa meningkatkan keuntungan bisnis dan memberikan energi yang lebih murah namun tetap berkualitas kepada masyarakat.

"Ini akan meningkatkan affordability dari energi yang bisa kami jual kepada masyarakat," ucapnya.

Rencana lain, perusahaan menyiapkan alokasi investasi mencapai US$10,7 miliar atau Rp149,8 triliun pada tahun ini. Jumlah amunisi investasi yang disiapkan meningkat dua kali lipat dari US$5,2 miliar pada 2020.

"2020 investasi kami US$5,2 miliar dan 2021 akan meningkat dua kali lipat menjadi US$10,7 miliar yang sebagian besar di sektor hulu," jelasnya.

Lebih lanjut, Nicke menuturkan investasi ini akan digunakan untuk berbagai aksi korporasi, salah satunya akuisisi dan kerja sama dengan pemain global. Namun lagi-lagi, Nicke enggan menyebut perusahaan mana yang mau diakuisisi dan siapa yang bakal diajak kerja sama.

"Kami mau melakukan akuisisi dan partnership dengan berbagai global player dan menerapkan teknologi untuk meningkatkan produksi migas," tuturnya.

Nicke hanya memberi sinyal bahwa kerja sama ini bertujuan untuk mencapai target perusahaan dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) ke depan. Mulai dari membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), dan lainnya.

"Ke depan, komitmen Pertamina terwujud dari anggaran investasi, baik untuk existing bisnis maupun bisnis baru di renewable energy yang angkanya meningkat drastis," ujarnya.

Nicke berharap seluruh strategi dan aksi korporasi yang disiapkan perusahaan bisa meningkatkan bisnis dan keuntungan perusahaan. Sebab, ia mengklaim Pertamina berhasil mencetak laba pada 2020 di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona atau covid-19.

"Sepanjang 2020 meski ada penurunan dari tiga indikator (harga minyak, permintaan, dan kurs rupiah), tapi Pertamina masih berhasil mencetak laba," katanya.

Namun, belum ada angka pasti dari besaran keuntungan yang berhasil dikantongi perusahaan. Menurutnya, Pertamina bisa menggenggam laba karena menjalankan strategi bisnis yang tepat, salah satunya mengimpor minyak dalam jumlah besar ketika harga di pasar internasional jatuh pada awal pandemi covid-19.

"Ketika harga minyak dunia turun drastis, Pertamina lihat peluang dengan building stock di saat harga energi sedang turun. Jadi di Maret-April kita beli dalam jumlah besar dan disimpan di storage baik di landed maupun floating storage di laut," terangnya.

Hal ini juga merupakan buah hasil dari efisiensi yang dilakukan perusahaan. Padahal, Nicke mengungkapkan tantangan ekonomi di 2020 sangat tidak mudah.

Mulai dari permintaan minyak yang turun 50 persen di awal pandemi atau 25 persen secara rata-rata nasional di keseluruhan 2020, kurs rupiah yang sempat naik tinggi hampir Rp15 ribu per dolar AS, hingga harga minyak yang sempat negatif.

Sumber https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20210204114132-85-602170/pertamina-akan-ipo-unit-usaha-dan-investasi-rp1498-t-di-2021

Comments