Pujian Profesor Singapura ke Jokowi di Mata Koalisi dan Oposisi

Redaksi


IDNBC.COM
  - Kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuai pujian dari peneliti dan profesor di National University of Singapore, Kishore Mahbubani. Pujian ini ditanggapi secara berbeda oleh partai koalisi dan oposisi.


Sorotan terhadap kejeniusan Jokowi ini ia sampaikan dalam tulisan berjudul 'The Genius of Jokowi'. Tulisan ini tayang pada 6 Oktober 2021 di Project Syndicate, sebuah media nirlaba yang fokus pada isu-isu internasional.

Kishore Mahbubani menyebut Jokowi telah menjadi pemimpin yang layak mendapat pengakuan atas keberhasilannya dalam memimpin. Jokowi, tulis Mahbubani, membuat model pemerintahan yang bisa dipelajari oleh dunia.

"Pada saat bahkan beberapa negara demokrasi kaya memilih penipu sebagai pemimpin politik mereka, keberhasilan Presiden Indonesia Joko Widodo layak mendapat pengakuan dan penghargaan yang lebih luas. 'Jokowi' memberikan model pemerintahan yang baik yang dapat dipelajari oleh seluruh dunia," ujar Kishore Mahbubani dalam tulisannya dilihat, Kamis (7/10).

Juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman, menyambut pujian tersebut. Fadjroel mengatakan pujian itu disampaikan berdasarkan data.

"Terima kasih atas penilaian yang simpatik dan saintifik berbasiskan data dan bukti bahwa Presiden Joko Widodo bekerja keras untuk mewujudkan secara paralel kesejahteraan rakyat dan demokrasi di Indonesia," kata Fadjroel kepada wartawan, Kamis (7/10).

Fadjroel mengatakan pujian itu juga menegaskan kerja Jokowi untuk kesejahteraan rakyat. Selain itu, kata Fadjroel, kemampuan Jokowi dalam mengelola perbedaan politik menjadi pertimbangan.

"Termasuk kemampuan beliau mengelola perbedaan politik secara dialogis dan demokratis," ujar Fadjroel.

Tanggapan Partai Koalisi

PDIP bangga Jokowi dipuji jenius karena model kepemimpinannya sesuai dengan arahan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Sebagai partai yang membesarkan dan pengusung utama beliau sebagai Presiden tentunya saya cukup berbangga hati," kata Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat saat dihubungi, Jumat (8/10/2021).

Djarot menyebut segala masukan dan sanjungan untuk Jokowi harus diapresiasi. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lantas membahas kinerja Jokowi semenjak jadi Wali Kota Solo hingga akhirnya menjadi Presiden.

"Pujian ataupun kritikan yang membangun perlu diapresiasi untuk semakin meningkatkan kinerja pemerintahan ke depan. Model kepemimpinan Jokowi sejak menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI, dan secara konsisten dilanjutkan di masa sebagai Presiden," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh PPP. PPP menilai pernyataan itu sebagai bentuk pengakuan internasional yang patut diapresiasi.

"Itu bentuk pengakuan internasional yang patut diapresiasi," kata Ketua DPP PPP, Ahmad Baidowi (Awiek), kepada wartawan, Kamis (7/8/2021).

Awiek lantas menyinggung sikap Jokowi yang mengajak lawan bergabung dalam kabinet. Dia menyebut hal itu menjadi pemicu bedanya sistem demokrasi Indonesia dari negara lain.

"Mungkin hanya di Indonesia, rival pilpres masuk dalam kabinet pemerintahan, sebuah terobosan kepemimpinan yang tidak semua orang bisa melakukannya," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPP PKB Daniel Johan menilai pujian itu layak didapat Jokowi.

"Pujian yang layak untuk Presiden Jokowi, kita bangga punya presiden diapresiasi dari masyarakat luar, apalagi dari seorang profesor peneliti, peneliti biasanya berbicara berdasarkan data dan apa yang dilihat. Itu hal yang positif buat Indonesia," kata Daniel kepada wartawan, Kamis (7/10/2021).

Daniel menilai, sejak periode pertama, Jokowi memberikan dampak positif. Terutama dari cara pandangnya dalam seluruh kebijakan dalam segala aspek di Indonesia.

"Kalau mau jujur, sejak terpilih di periode pertama, Presiden membawa aura baru bagi rakyat Indonesia. Gebrakan-gebrakannya cukup membawa dampak positif terhadap cara pandang negara lain terhadap Indonesia. Mulai dari membenahi pelayanan publik, proses perizinan yang panjang dibuat menjadi lebih sederhana," ujarnya.

Tanggapan Partai Oposisi

Mendengar pujian kepada Jokowi itu, Partai Demokrat (PD) teringat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga pernah diberikan pujian.

"Kami mengapresiasi pujian dari Kishore Mahbubani terhadap Presiden Jokowi. Ini mengingatkan kami atas pujian darinya yang pernah disampaikan kepada Pak SBY pada tahun 2012 yang lalu," kata Deputi Bappilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, dalam keterangannya, Jumat (8/10/2021).

Kamhar menjelaskan SBY jugs pernah dipuji oleh Ksihore Mahbubani. Bahkan, menurutnya, pujian juga datang dari tokoh lainnya kepada SBY terkait kemampuan Indonesia menangani krisis ekonomi kala itu.

"Saat itu tak hanya dari Kishore Mahbubani, pujian juga datang dari George Soros terhadap penanganan ekonomi Indonesia yang berhasil mengantisipasi dan mengatasi krisis ekonomi global pada 2008 dan mengungkapkan keyakinannya terhadap trend pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sedang mengalami super boom pertumbuhan ekonomi akan berkelanjutan," jelasnya.

Lebih lanjut, Kamhar menyebut bahkan saat itu Kishore Mahbubani menyebut prestasi SBY sebagai kisah terbesar sepanjang masa. Dia menyampaikan pujian Kishore berkaitan dengan transformasi hingga pertumbuhan ekonomi saat itu.

"Sementara Kishore Mahbubani selain memuji kemampuan Indonesia mengatasi krisis, juga mengatakan bahwa pemerintahan Presiden SBY berhasil melakukan transformasi yang luar biasa. Pertumbuhan ekonomi yang terjaga dan signifikan telah melahirkan kelas menengah baru. Mahbubani menegaskan apresiasi atas prestasi Presiden SBY ini dalam pernyataan 'ini menjadi kisah terbesar sepanjang abad'," lanjutnya.

Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai pujian Profesor Kishore Mahbubani bermakna bagus namun ada catatan.

"Pertama Pak Kishore Mahbubani adalah distinguish person, orang yang sudah punya reputasi. Track record-nya dalam relasi internasional sudah banyak dan lama. Jadi pujian ini punya makna bagus," kata Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera kepada wartawan, Jumat (8/10/2021).

Catatan Mardani terhadap Profesor Kishore Mahbubani adalah soal Prabowo Subianto yang masuk ke kabinet. Mardani menilai konsolidasi politik justru awalnya terjadi di tataran elite, bukan akar rumput.

"Ada kritik terkait konsolidasi demokrasi yang mendahulukan konsolidasi elite. Bergabungnya mantan kompetitor ke dalam barisan kabinet bisa membuat publik justru menjauh dari interaksi dalam demokrasi," ucapnya.

Karena itu, Mardani menyebut setiap pemimpin memiliki dua sisi mata uang. Menurutnya waktu dan sejarah yang akan menjawab Jokowi sosok pemimpin baik atau tidak.

"Setiap pemimpin selalu punya dua sisi mata uang kebaikan dan keburukan. Sesudah cukup waktu, sejarah yang akan menuliskan apakah Pak Jokowi pemimpin yang baik atau tidak," ujarnya.

Sumber https://news.detik.com/berita/d-5759332/pujian-profesor-singapura-ke-jokowi-di-mata-koalisi-dan-oposisi

Comments