Aksi Protes Kebijakan Covid-19 Berujung Kerusuhan

Redaksi


IDNBC.COM  -
Aksi protes mahasiswa di Bangkok, Thailand dalam memprotes kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 berujung kerusuhan. Kelompok unjuk rasa itu mengatasnamakan Free Youth.


Dilansir dari AP, mereka menuntut perdana menteri Thailand, Prayuth untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Mereka menilai Prayuth lambat dalam penanganan Covid-19.

Awalnya, Free Youth berunjuk rasa di pangkalan militer tempat tinggal Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha. Lalu, polisi menembakan gas air mata, meriam air dan peluri karet untuk mengusil demonstran itu.

Sementara itu, para demonstran melemparkan batu, botol, kembang api dan menembakkan ketapel selama konfrontasi berjam-jam.

Akibat kerusuhan itu, layanan darurat Erawan Medical Center kota melaporkan lima orang dirawat di rumah sakit, termasuk tiga petugas polisi.

Pawai itu dibatalkan pada sore. Namun, kerusuhan masih berlanjut. Para pengunjuk rasa terus melawan polisi dan melemparkan benda-benda.

Gerakan protes ini sebenarnya sudah dimulai tahun lalu dengan tuntutan untuk perubahan politik yang luas. Mereka menuntut reformasi monarki agar lebih akuntabel.

Sempat tak terdengar suarannya, para demonstran ini kembali melakukan aksi karena kondisi pandemi di Thailand semakin mengkhawatirkan.

Diketahui, Thailand kembali mencetak rekor pertambahan kasus. Sebanyak 21.838 kasus yang dikonfirmasi pada hari ini, Sabtu (7/8). Sementara itu, kasus kematian mencapai 212 kasus.

Para pengunjuk rasa menilai, pemerintah Thailand kasus Covid-19 terus melonjak dan sistem perawatan kesehatan mencapai ambang batas. Di sisi lain, cakupan vaksinasi juga masih rendah.

Meskipun, Bangkok dan provinsi sekitarnya telah memberlakukan lockdown dan jam malam selama berminggu-minggu.

Para pengunjuk rasa juga menyerukan agar sebagian anggaran untuk monarki dan militer dialihkan ke perang COVID-19.

Sumber https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210807210443-106-677749/aksi-protes-kebijakan-covid-19-thailand-berujung-kerusuhan/amp

Comments