BPJS Ketenagakerjaan Pastikan Tak Ada Data Bocor

Redaksi


IDNBC.COM -
BPJS Ketenagakerjaan memastikan isu kebocoran data kependudukan yang marak akhir-akhir ini tidak terkait dengan data peserta BPJS Ketenagakerjaan.


Direktur Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro mengatakan pihaknya telah membuat tim untuk menelusuri dugaan kebocoran data kependudukan itu. Tujuannya, untuk mengecek apakah data kependudukan yang bocor terkait dengan data BPJS Ketenagakerjaan.

"Sampai dengan hari ini, bahwa tim tidak menemukan indikasi kebocoran data itu bersumber dari BPJS Ketenagakerjaan. Jadi, harapannya informasi ini bisa menenangkan teman-teman peserta terutama bahwa data yang ada BPJS Ketenagakerjaan dengan isu yang terakhir itu, tidak terkait dengan apa beredar saat ini," ujarnya dalam konferensi pers Laporan Keuangan dan Laporan Pengelolaan Program (Audit) BPJS Ketenagakerjaan 2020, Senin (31/5).

Terkait dengan keamanan data peserta, ia menuturkan selama ini BPJS Kesehatan bekerja sama dengan pihak eksternal yang memiliki kompetensi pada bidang keamanan data. Oleh sebab itu, BPJS Ketenagakerjaan memastikan data peserta terlindungi dan aman.

"Keamanan dan kerahasiaan data pekerja atau peserta yang kami kelola menjadi salah satu concern yang penting bagi kami. BPJS Ketenagakerjaan tentunya punya kepedulian, memiliki concern yang tinggi untuk berikan perlindungan pada data tersebut," imbuhnya.

Namun, ia menegaskan bahwa keamanan data bukan menjadi tanggung jawab pihak BPJS Ketenagakerjaan saja sebagai pengelola data. Menurutnya, peserta sebagai pemilik data juga punya andil dalam menjaga keamanan data tersebut.

Caranya, lanjut dia, merahasiakan data pribadinya serta tidak menyebarkannya kepada pihak-pihak lain. Pasalnya, ia mengaku masih menemukan sejumlah peserta yang memberikan data kepesertaan kepada pihak lain saat pengajuan klaim. Oleh sebab itu, ia mengimbau semua peserta untuk menjaga kerahasiaan datanya.

"Kami juga di lapangan melihat indikasi peserta itu gunakan jasa-jasa dalam klaim melalui calo dan segala macam, dimana ketika itu terjadi, maka data peserta akan pindah kepada calo tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan ada 279 juta data yang diduga bocor dan dijual dalam forum peretas Raid Forums. Dari jumlah tersebut, sebagian diduga kuat berasal dari data BPJS Kesehatan.

Juru bicara Kominfo Dedy Permadi mengatakan temuan itu berasal dari analisa yang dilakukan terhadap satu juta sampel data yang dibagikan secara gratis oleh akun bernama Kotz.

Dedy menyampaikan dugaan kuat bahwa data itu milik BPJS berasal dari sejumlah data yang dibocorkan, yakni nomor kartu peserta BPJS, kode kantor BPJS, data keluarga, tanggungan jaminan kesehatan, hingga status pembayaran jaminan.

"Bahwa 100.002 data pribadi ini diduga kuat berasal dari data BPJS Kesehatan," ujar Dedy di Gedung Kominfo, Jakarta.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyatakan pihaknya telah membentuk tim investigasi mengenai dugaan kebocoran data tersebut. Ia juga tidak menampik ada potensi kebocoran data peserta BPJS Kesehatan, meskipun sudah ada sistem keamanan berlapis.

Untuk sistem keamanannya sendiri, BPJS Kesehatan menerapkan beberapa lapisan (layer) sistem keamanan. Meliputi, kontrol keamanan perimeter, keamanan jaringan, keamanan endpoint, keamanan aplikasi, dan kontrol keamanan data.

"Artinya, tidak menutup kemungkinan dan kami 'oh tidak mungkin kami sudah berlapis', tidak, ini mungkin tapi kan perlu pembuktian perlu proses karena sangat kompleks dan datanya besar jadi perlu waktu," ujarnya.

Sumber https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210531153333-78-648820/bpjs-ketenagakerjaan-pastikan-tak-ada-data-bocor/amp

Comments