China Ancam Keluarga Untuk Tekan Jurnalis Agar Tak Melaporkan Situasi Di Xinjiang

Redaksi


IDNBC.COM
- China dilaporkan telah menekan anggota keluarga jurnalis agar mereka tidak memberikan laporan mengenai situasi di Xinjiang. 


VOA melaporkan, tekanan tersebut juga dialami oleh seorang jurnalis Radio Free Asia (RFA), Eset Sulaiman. Di mana dua saudaranya, Ehet dan Ehmet dilaporkan hilang dan ditahan pada 2018.

Menurut Sulaiman, lima dari sepupunya juga hilang, yang diyakini telah ditahan di kamp pendidikan ulang massal di Xinjiang, dalam upaya untuk menghentikan liputannya tentang pelanggaran hak asasi di sana.

Polisi setempat dan pejabat pemerintah menolak untuk mengatakan di mana mereka ditahan, dengan mengatakan itu adalah rahasia negara.

Sulaiman mengungkap, dalam panggilan terakhirnya dengan mendiang ibunya pada 2016, ada dua polisi China mengetuk pintunya beberapa kali dan memperingatkannya bahwa jika dia terus menberikan laporan tentang Uighur, maka keluarganya akan menerima konsekuesi.

China telah ditegur secara global karena kekerasa terhadap Muslim Uighur dengan dengan mengirim mereka ke kamp-kamp penahanan massal, mencampuri kegiatan keagamaan mereka, dan mengirim anggota komunitas untuk menjalani beberapa bentuk pendidikan ulang atau indoktrinasi paksa.

Beijing, di sisi lain, dengan keras membantah bahwa mereka terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia terhadap Uighur di Xinjiang sementara laporan dari jurnalis, LSM dan mantan tahanan telah muncul, menyoroti tindakan keras brutal Partai Komunis China terhadap mereka.

Kelompok-kelompok seperti Proyek Hak Asasi Manusia Uyghur (UHRP) yang berbasis di Washington mengatakan mereka yang berada di dalam kamp adalah korban penyiksaan, pemerkosaan, indoktrinasi politik, dan sterilisasi paksa.

Departemen Luar Negeri AS di bawah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyebut tindakan keras terhadap Uighur sebagai 'genosida'.

Sementara itu, Peter Irwin, program officer senior untuk advokasi dan komunikasi di UHRP, mengatakan jurnalis telah memainkan peran sentral dalam mengungkap realitas di lapangan di Turkestan Timur. Namun, mereka menghadapi risiko besar.

"Intimidasi, termasuk penahanan dalam beberapa kasus, datang sebagai tanggapan terhadap Uighur di luar negeri yang berbicara tentang pelanggaran hak asasi China," kata Irwin.

Kasus represi transnasional juga terjadi dalam beberapa bentuk, antara lain serangan, intimidasi digital, paksaan, deportasi tidak sah dari negara tuan rumah, serta pembatasan visa dan dokumentasi perjalanan.

Sumber https://rmol.id/amp/2021/03/19/479551/https-dunia-rmol-id-read-2021-03-19-479551-china-ancam-keluarga-untuk-tekan-jurnalis-agar-tak-melaporkan-situasi-di-xinjiang

Comments