Pengamat Sebut Pembangunan “Jurassic Park” di TN Komodo Harus Dihentikan

Admin


IDNBC.COM
- Saat ini, sebuah foto yang memperlihatkan seekor komodo berhadap-hadapan dengan truk proyek yang akan melintas di Pulau Rinca kawasan Taman Nasional (TN) Komodo tengah viral di media sosial. Pemandangan yang tidak biasa ini pada akhirnya mengundang polemik, terutama dalam wacana pemerintah membangun proyek geopark yang digadang-gadang bakal menjadikan TN Komodo mirip seperti Jurassic Park.


Pegiat wisata, Taufan Rahmadi, mengatakan bahwa pemerintah harus segera menghentikan pembangunan yang berpotensi besar merusak habitat dan ekosistem hewan yang telah menjadi perhatian dunia sejak 1912 ini.


“Kerusakan yang terjadi dan mengganggu habitat komodo bisa menjadi isu internasional yang berpotensi mencoreng nama Indonesia terkait dengan pelestarian satwa langka. Jadi, pemerintah harus menghentikan pembangunan itu, sebelum rusak dan berakhir pada penyesalan,” ungkap Taufan yang menjadi pencetus komunitas aktivis pariwisata, Temannya Wisata (TW), dikutip dari Suara Pembaruan, Senin (26/10/2020).


Pembangunan ini menurutnya juga menyalahi peraturan yang jelas tertulis pada Undang-undang (UU) Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.


Tidak hanya melanggar UU di atas, proyek yang tengah dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini juga dinilai bertentangan dengan Keputusan Presiden RI No. 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional.


Pemerintah Indonesia harusnya sadar bahwa kekayaan jenis tumbuhan dan satwa di Indonesia tidak dapat ditandingi dan harus dijaga baik-baik kelestariannya. Salah satu dari tiga jenis satwa yang dinyatakan sebagai Satwa Nasional adalah komodo yang memiliki nama latin Varanus Komodoensis.


Taufan mengungkapkan, proyek yang mendapat anggaran sebesar Rp 69,96 miliar untuk bangunan pusat informasi, sentra suvenir, kafe, dan toilet publik ini dirasa tidak sesuai dengan tren pariwisata yang berkembang di dunia saat ini. Kini, tren pariwisata mengarah ke tren quality tourism dengan konsep sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan yang digaungkan oleh World Tourism Organization (UN-WTO).


“Jadi wisatawan saat ini justru akan menghargai dan mencari kebijakan destinasi yang berpihak pada kelestarian alam. Saya lebih berpendapat, konservasi tetap harus dijaga kelestarian alam di sana. Bukan justru menghadirkan beton-beton yang nantinya akan mengganggu habitat,” tutur pria yang juga menjadi juru bicara Sandiaga Uno di Bidang Pariwisata itu.


Ia pun menyarankan, jika memang memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi yang ada, seharusnya pemerintah harus lebih meningkatkan pelestarian yang ada. Tingkatkan pelayanan serta sanitasi di kawasan tersebut, tanpa harus mengubah dan merusak ekosistem yang ada.


“Ingat film Jurassic Park? Semua seri filmnya menunjukkan kehancuran di akhir filmnya. Film itu selalu memuat pesan untuk penontonnya, bahwa binatang bisa menjadi ganas karena habitat dan ekosistemnya dihancurkan. Ini sudah ada contohnya, tetapi kita malah mau ikuti konsep Jurassic Park di Pulau Rinca,” sesalnya.


Mitigasi

Koordinator Program Komodo Survival Program, Deni Purwandana mengatakan, mitigasi untuk penanggulangan dampak dari pembangunan di TN Komodo perlu dilakukan. Ia pun berharap pihak pengembang sudah mempertimbangkan beberapa dampak yang akan terjadi.


"Sejak memulai pembangunan saya sendiri tidak pernah mengamati secara terpadu. Saya berharap pihak pengembang sudah mempertimbangkan beberapa dampak yang akan terjadi, dan saya harap ada mitigasi untuk menanggulangi dampak yang diakibatkan oleh pembangunan tersebut," katanya kepada Suara Pembaruan, Senin (26/10/2020).


Deni menyebut, saat ini populasi komodo di seluruh Taman Nasional Komodo sekitar 3.000 ekor. Menurutnya, selama ketersediaan makanan di habitatnya tetap terjaga, faktor ini akan sangat mendukung kelestarian komodo. Untuk memastikan ketersediaan pakan, maka pihak Balai Taman Nasional Komodo pun sudah bekerja secara maksimal dalam pembinaan dan pengamanan habitat di dalam kawasan Taman Nasional Komodo.


Comments