Oposisi Prancis Sebut Ucapan Macron Sakiti Umat Muslim Dunia

Admin

Jokowi-Iriana selfie bareng Macron dan istri. (Foto: Dok. Kumparan)

IDNBC.COM
- Pemimpin oposisi Prancis Jean-Luc Melenchon ikut mengecam Presiden Emmanuel Macron atas pernyataannya yang dianggap menghina Islam.


Jean berkata bahwa Macron "benar-benar kehilangan kendali atas situasi" dalam perselisihannya dengan Turki terkait Islamofobia.


Ia pun mengungkapkan telah beberapa kali mendukung Macron atas perselisihannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Namun kini dia memilih untuk diam dan tidak mau lagi mendukung Macron dalam perselisihan dua kepala negara tersebut.


"Yang terbaik yang bisa saya lakukan adalah diam," katanya kepada Radio Inter Prancis Senin (26/10) dilansir dari Anadolu Agency.


"Tadi malam, Presiden, dengan alasan yang tidak bisa dimengerti, menyebar melalui serangkaian tweet, benar-benar kehilangan kendali atas situasi," ucap Melenchon, dikutip dari CNN Indonesia.


Ia menambahkan bahwa Macron harus memikirkan strategi ke depan setelah ucapannya menyakiti perasaan banyak umat Muslim di dunia.


"Sebaiknya (Macron) memikirkan tentang apa strategi nantinya: Prancis direndahkan, dihina, dan diejek, apa yang ingin dia lakukan, selain tweet?"


Awal bulan ini, Macron menyebut Islam sebagai agama yang sedang berada dalam krisis. Ia juga mengumumkan rencana membuat undang-undang yang lebih keras untuk menangani apa yang disebutnya separatisme Islam di Prancis.


Dia mengutuk pemenggalan guru yang menggunakan kartun Nabi Muhammad di kelas. Di sisi lain ia membela apa yang dilakukan sang guru dengan dalih kebebasan berekspresi.


Beberapa negara dengan populasi mayoritas Islam seperti Turki dan Pakistan juga mengutuk sikap Macron terhadap Muslim. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya mengatakan pemimpin Prancis itu membutuhkan "pemeriksaan kesehatan mental."


Erdogan juga menyerukan ajakan untuk memboikot produk-produk Prancis.


"Jangan pernah menghargai barang-barang berlabel Prancis, jangan membelinya," tutur Erdogan mengutip AFP.


Sebelumnya, ajakan memboikot produk Prancis menggema di kawasan Arab dan Timur Tengah. Aksi pemboikotan produk Prancis sudah berlangsung di Kuwait dan Qatar.


Puluhan toko di Kuwait membuktikan pemboikotan dengan mengunggah foto di media sosial yang memperlihatkan sejumlah pekerja mengeluarkan keju olahan Prancis dari rak.


Kemudian di Doha, seorang koresponden AFP melihat sejumlah pekerja jaringan supermarket Al Meera mengeluarkan selai St. Dalfour buatan Prancis dari rak pada Sabtu (24/10) kemarin. Bahkan, mereka juga mengeluarkan ragi Saf-Instant.


Kecaman terhadap Macron juga datang dari berbagai individu di media sosial, yang paling anyar adalah sejumlah umat Kristen yang ada di Arab. Salah satunya adalah penyiar senior berita Al-Jazeera yang berbasis di Qatar Jalal Chahda.


"Saya Jalal Chahda, seorang Kristen Levantine Arab, dan saya dengan keras menolak dan mencela penghinaan terhadap Nabi Islam, Utusan Tuhan #Mohammad. Berkah dan damai," lewat Twitter.


Comments