Miris, Siswa Miskin di Inhil ‘Dikeluarkan’ Karena Tak Kerjakan Tugas Sekolah via Daring

Admin


IDNBC.COM
- Ketua Komunitas Peduli Anak (KOMPAK) Provinsi Riau, Maryanto SH mengecam langkah yang dilakukan pihak SMA Negeri 1 Tembilahan Hulu yang ‘mengeluarkan’ siswanya, Sulaiman, siswa Kelas X IPS I hanya karena alasan jarang mengerjakan tugas secara daring.


Maryanto menyatakan pihaknya langsung mendatangi rumah orangtua Sulaiman di Jalan Perintis Gang MIN 1 Tembilahan Hulu, Kecamatan Tembilahan Hulu, Jum’at (30/10/2020) setelah mendapat informasi dari rekan wartawan mengenai ‘dikeluarkannya’ anak dari kalangan tidak mampu ini dari sekolah tersebut.


“Sulaiman memang terkadang tidak mengerjakan tugas sekolah via daring, karena HP merek Asus yang layarnya sudah ‘retak seribu’ juga dipakai bertiga dengan adiknya yang sekolah di MIN dan bapaknya yang bekerja sebagai kuli bangunan”


“Kami sangat mengecam langkah pihak SMA Negeri 1 Tembilahan Hulu yang diduga sengaja mengeluarkan siswanya dari sekolah hanya karena jarang mengerjakan tugas via daring,” ungkap pria yang juga Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Indragiri Hilir, usai mendatangi langsung kediaman siswa ini.


Diceritakannya, setelah bertemu orang tua Sulaiman, diketahui bahwa anaknya memang terkadang tidak mengerjakan tugas sekolah via daring, karena HP merek Asus yang layarnya sudah ‘retak seribu’ juga dipakai bertiga dengan adiknya yang sekolah di MIN dan bapaknya yang bekerja sebagai kuli bangunan.


“Anak saya bukan malas pak, tapi HP yang dipakai bertiga bersama suami saya dan adik Sulaiman, ditambah lagi juga jarang ada paketnya, kami susah pak. Sulaiman saja selalu ikut bapaknya kerja bangunan,” ujar Nurhasanah menceritakan kondisi kehidupan mereka dan kesulitan anaknya belajar via daring ini.


Makanya, Nurhasanah mengaku kaget ketika dipanggil pihak sekolah dan diminta menandatangani kertas yang sudah disediakan oleh pihak sekolah, karena tidak paham (karena memang Nurhasanah tidak pandai tulis baca), maka dia hanya mencoret aja di bagian yang harus ditanda tangani.


Ternyata, surat ini surat permohonan pindah dari SMA Negeri 1 Tembilahan Hulu ke MA Sabilal Muhtadin, surat ini sudah disediakan pihak sekolah tersebut. Padahal, ia tidak pernah minta anaknya pindah dari sekolah ini.


“Saya tidak pernah minta anak saya pindah, saya dipanggil surat coret disini (di bagian tanda tangan, red)  kata gurunya, maka saya yang tak paham ini coret lah pak, ” ujarnya.


Diakuinya, selama ini anaknya tidak nakal apalagi melakukan tindakan lain yang merugikan sekolah, maka sedih saja ketika anaknya dinyatakan pindah ke sekolah lain.


“Seharusnya pihak sekolah harus arif dan bijaksana dan menyelidiki penyebab anak tersebut tidak mengerjakan tugas sekolah, tidak boleh asal pindahkan begitu saja, apalagi memang orangtua tidak pernah ingin anaknya pindah sekolah,” cetus pria yang juga sebagai advokat ini.


Tindakan seperti ini merupakan diskriminatif terhadap anak-anak dari kalangan tidak mampu, karena ‘mengeluarkan’ sepihak tanpa melihat secara utuh permasalahan yang dihadapi anak tersebut.


“Diharapkan, permasalahan ini menjadi atensi pihak Dinas Pendidikan Provinsi Riau, karena ini menyangkut rasa keadilan dan kesempatan anak bangsa untuk memperoleh pendidikan yang layak dan masa depan mereka, ” harapnya.


“Pihak sekolah membantah telah memindahkan Sulaiman ke sekolah lain secara sepihak, karena kepindahan itu atas kemauan siswa itu sendiri dan ada rekamannya”


Terpisah, Plt kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I Tembilahan Hulu, Paridah Aryani saat dikonfirmasi melalui selulernya menyebutkan pihaknya akan membuat jadwal pertemuan dengan pihak keluarga Sulaiman pada hari Senin 2 November 2020.


"Iya kita akan memanggil kembali keluarga Sulaiman ke Sekolah dan mendudukkan bersama wali kelas untuk menjelaskan permasalahan ini," ucapnya, Jum'at (30/10/2020).


Paridah katakan sebenarnya pihak sekolah tidak ada maksud ingin mengeluarkan surat pindah terhadap Sulaiman, namun karena yang bersangkutan sudah diminta Daring (Dalam Jaringan) tidak bisa, selanjutnya ke Luring (Luar Jaringan) juga tidak dikerjakan, lalu pihak sekolah (wali kelas, red) menanyakan ke siswa bagaimana baiknya agar tetap bisa mengikuti pelajaran di sekolah.


"Awalnya Sulaiman ini diminta mengikuti pelajaran Daring tapi tidak sanggup, ya dicoba ke Luring namun tidak juga dikerjakan, lalu wali kelas mencoba menanyakan permasalahan agar bisa mengikuti pelajaran di sekolah, namun Siswa tersebut meminta pindah. Saya juga sudah menanyakan hal ini  baik-baik ke wali kelas apakah benar mau pindah karena situasi pandemi, kata Wali kelas sudah menjadi permintaan anak tersebut yang mau pindah. Nah dari situ kita panggil pihak keluarga agar mengetahui dan percakapan tentang ini ada rekamannya. Dan lebih bagusnya ini dibicarakan pas hari Senin agar jelas duduk permasalahannya," imbuhnya.


Comments